Beranda blog

Diduga Pengedar Sabu, Warga Pancoran Dicokok Polisi

IMG-20250408-WA0090

BONDOWOSO, Lagi-lagi Jajaran satuan reserse narkoba (Sat Reskoba) Polres Bondowoso mencokok Zainullah Bin Senol (30). Pasalnya ia diduga sebagai pengedar serbuk kristal atau sabu.

Zainullah warga dusun Widoro, Desa Pancoran, Bondowoso, Jawa Timur ini bertekuk lutut saat dicokok petugas, betapa tidak ia ketahuan menyembunyikan sabu didalam saku depan celananya.

Iptu Hadi Sukisman,Kasat Resnarkoba Polres Bondowoso mengatakan, Senol diamankan di jalan dusun Widoro, Desa Pancoran, Kecamatan kota Bondowoso,Rabu (3/7/2019) sekira pukul 23.00 WIB.

Penangkapan tersebut berawal dari informasi masyarakat yang menyampaikann adanya pelaku peredaran narkoba jenis sabu. Dengan ciri-ciri sesuai dengan tampilan fisik pelaku.

Setelah dilakukan penyelidikan dan dilakukan penggeledahan,ditemukan pada saku celana depan bungkusan plastik kecil yang berisi sabu.

“Dari Zainullah berhasil diamankan beberapa barang bukti, yaitu satu paket sabu yang dibungkus klip plastik disolasi. Serta uang tunai Rp 350 ribu dan satu HP,” kata Iptu Hadi, Kamis (4/7/2019).

Diterangkan bahwa berdasarkan barang bukti yang bersangkutan diduga melanggar Pasal 114 ayat (1) Subs Pasal 112 ayat (1) UU.RI No. 35 Tahun 2009, Tentang Narkotika.

“Ancaman hukuman minimal 6 tahun, maksimal 20 tahun,” katanya.

Sementara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, serta penyidikan Zainullah diamankan di Mako Polres Bondowoso, setelah nanti berkas lengkap atau P21 akan segera diserahkan ke Kejaksaan.

1744129950993

Diterjang Hujan Lebat, Dapur Rumah Warga Besuki Situbondo Ambruk

IMG-20250408-WA0090

Situbondo – Hujan lebat yang disertai hembusan angin kencang di Kecamatan Besuki telah memporak porandakan dapur rumah warga yang bernama Samawi (55). Rumah Sanawi yang berlokasi di Rt 03, Rw 01, Dusun Mandar, Desa Belimbing, Besuki, Situbondo, Jawa Timur tepat pukul 03.00 dini hari, Jumat, (8/3).


Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media online ini di lapangan menyebutkan bahwa, panjang rumah 5 meter dan lebar 6 meter yang berpenghuni 5 jiwa tersebut hancur pada bagian dapurnya.
“Untung saja kelima penghuni rumah itu selamat meski dalam keadaan tertidur lelap,” ujar Sonata, anggota tim Paskalis BPBD Situbondo, Jumat, (8/3).


Sonata menambahkan bahwa kerugian yang dialami korban yakni diperkirakan sekitar Rp 15 juta. (ans)

1744129950993

Bondowoso Mantapkan Langkah Menuju 2026: Bupati Sampaikan Respons Fraksi dan Komitmen Pembangunan Daerah

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso, Bupati Bondowoso, KH. Abd. Hamid Wahid, menyampaikan tanggapan dan jawaban resmi terhadap pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kabupaten Bondowoso dalam Rapat Paripurna yang digelar di Gedung DPRD setempat, Rabu (12/11/2025).

Rapat paripurna tersebut membahas dua agenda penting, yakni Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2026, serta Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Ijen Tirta.

Bupati Hamid Wahid secara rinci memberikan tanggapan terhadap pandangan dari masing-masing fraksi DPRD.

Fraksi PKB mendapat apresiasi atas dukungan dan koreksi terhadap nota pengantar APBD. Bupati menjelaskan, total Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bondowoso pada 2026 diproyeksikan sebesar Rp327,27 miliar, terdiri atas pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan sah lainnya.

Ia menegaskan bahwa proyeksi PAD tersebut disusun secara rasional dengan mempertimbangkan tren realisasi tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah daerah juga berkomitmen meningkatkan pengawasan aset dan dana desa, serta memperkuat koordinasi lintas sektor untuk memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai rencana.

Menanggapi Fraksi PPP, bupati memaparkan langkah inovatif seperti digitalisasi transaksi keuangan secara real time dan penggunaan flow meter bagi pengguna air bawah tanah. Sementara terkait Fraksi Golkar, pemerintah daerah menegaskan tema pembangunan Bondowoso tahun 2026 adalah “Penguatan Ekonomi Lokal Berbasis Inovasi dan Kemandirian Menuju Pertumbuhan Inklusif dan Berkelanjutan.”

Fraksi Golkar juga diapresiasi atas dukungan terhadap program RANTAS (Ruas Jalan Tuntas) dan inisiatif revitalisasi jalur kereta api Jember–Bondowoso–Panarukan.

Untuk Fraksi PDI Perjuangan, bupati menjelaskan berbagai strategi peningkatan PAD, termasuk optimalisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2), serta validasi data guru ngaji dan program pengentasan kemiskinan ekstrem. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan Kopi Bondowoso dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui penetapan Ijen sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark.

Sementara kepada Fraksi Gerindra, pemerintah melaporkan bahwa penanganan pasca bencana telah dilakukan secara berjenjang melalui OPD teknis, BPBD Provinsi Jawa Timur, dan BNPB pusat.

Terakhir, menanggapi Fraksi Demokrat-PKS, Bupati menyebutkan bahwa penurunan belanja modal disebabkan berkurangnya dana transfer pusat. Namun, pemerintah tetap memprioritaskan pelayanan publik, efisiensi belanja, dan penguatan PADesa.

Tanggapan atas Raperda Perumda Air Minum Ijen Tirta

Bupati juga menanggapi pandangan umum fraksi terkait perubahan status PDAM menjadi Perumda Ijen Tirta. Ia menegaskan bahwa langkah ini merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang BUMD.

Proses perubahan status, kata Bupati, telah dilakukan sejak 2021 dan sempat terkendala proses verifikasi aset. “Kini seluruh aset PDAM telah terverifikasi dan tercatat dalam neraca keuangan,” jelasnya.

Modal dasar Perumda ditetapkan sebesar Rp44,01 miliar, dengan realisasi hingga 2024 sebesar Rp22,45 miliar. Sisanya akan dipenuhi secara bertahap sesuai kebutuhan pengembangan layanan air bersih.

Terkait pandangan fraksi mengenai profesionalisme pengelolaan, Bupati menyampaikan bahwa pengisian jabatan direksi dan dewan pengawas akan dilakukan melalui mekanisme open bidding, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Pemerintah juga memastikan bahwa tarif air akan mempertimbangkan daya beli masyarakat kecil dengan tetap menjaga keberlanjutan operasional Perumda.

Fraksi-fraksi lainnya, seperti Golkar, PDIP, Gerindra, dan Demokrat-PKS, turut memberikan saran terkait transparansi, akuntabilitas, hingga pengelolaan lingkungan. Bupati menyambut baik seluruh masukan tersebut dan menegaskan komitmen untuk menjadikan Perumda Ijen Tirta sebagai entitas bisnis daerah yang sehat, profesional, dan akuntabel.

“Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho dan petunjuk-Nya agar penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Bondowoso berjalan sesuai harapan bersama,” tutupnya.

1744129950993

Pengukuhan Pengurus KORPRI Bondowoso 2025–2030: ASN Diminta Jadi Motor Reformasi Birokrasi

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso, 12 November 2025 – Pemerintah Kabupaten Bondowoso secara resmi mengukuhkan Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Kabupaten Bondowoso masa bakti 2025–2030. Pengukuhan tersebut berlangsung khidmat di Pendopo Bupati Bondowoso, Rabu (12/11/2025), dengan dihadiri langsung oleh Bupati Bondowoso KH. Abdul Hamid Wahid selaku Penasehat KORPRI dan Wakil Ketua IV Dewan Pengurus KORPRI Provinsi Jawa Timur, Jumadi.

Dalam sambutannya, Bupati Abdul Hamid Wahid menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara tersebut dan mengucapkan selamat kepada jajaran pengurus yang baru dilantik. Ia berharap kepengurusan baru KORPRI dapat menjadi wadah pengabdian yang penuh berkah serta membawa semangat baru bagi aparatur sipil negara (ASN) di Bondowoso.

“KORPRI memiliki peran strategis sebagai perekat dan pemersatu bangsa di tengah perubahan zaman dan tuntutan publik yang semakin tinggi. ASN diharapkan tidak hanya profesional dan disiplin, tetapi juga berintegritas, inovatif, dan berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas,” ujar Bupati Hamid.

Lebih lanjut, Bupati menekankan pentingnya KORPRI sebagai motor penggerak reformasi birokrasi dan penguat semangat kolaborasi. Setiap anggota, katanya, harus menempatkan diri bukan sekadar pelaksana kebijakan, tetapi juga pelayan masyarakat yang hadir dengan empati, kecepatan, dan solusi.

“Lima tahun ke depan, saya berharap kepengurusan KORPRI mampu menghadirkan program kerja yang relevan dengan kebutuhan anggota dan masyarakat, seperti peningkatan kompetensi ASN, penguatan solidaritas, dan kegiatan sosial yang berdampak langsung,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Ketua IV Dewan Pengurus KORPRI Jawa Timur, Jumadi, dalam sambutannya mengingatkan bahwa KORPRI memiliki perjalanan panjang seiring berdirinya Republik Indonesia. Ia menilai organisasi ini memiliki potensi besar dalam memperkuat sumber daya manusia dan pembangunan daerah.

“Tugas KORPRI tidak mudah karena bersifat double track — harus mengurus anggota sekaligus mengabdi kepada masyarakat. Namun, dengan adaptivitas terhadap dinamika kebijakan dan tantangan global, KORPRI akan mampu menjadi motor pembangunan daerah,” jelasnya.

Jumadi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara KORPRI Bondowoso dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar mampu mendorong pertumbuhan dan ketangguhan daerah, terutama dalam menghadapi transformasi ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.

Pengukuhan ini didasarkan pada Keputusan Dewan Pengurus KORPRI Provinsi Jawa Timur Nomor 3/BPKB/JT/XI/2025 tanggal 10 November 2025 yang ditetapkan di Surabaya oleh Adi Aryono.

Adapun susunan pengurus KORPRI Kabupaten Bondowoso masa bakti 2025–2030 adalah sebagai berikut:

Ketua
Dr. FATHUR ROZI., M.Fil.I

Wakil Ketua I
Dr. HARI CAHYONO, ST, M.M

Wakil Ketua l|
Br. MOHAMMAD IMRON, M.M.Kes

Sekretaris
GHOZAL RAWAN, AP.M.M

Bendahara
TAUFAN RESTUANTO, S.Pd., M.Si.
Ketua Bidang Organisasi dan Kelembagaan

SLAMET YANTOKO, S.Sos., M.M
Ketua Bidang Pembinaan Disiplin,
Wawasan Kebangsaan

Drs. SlGIT PURNOMO, M.M
Ketua Bidang Perlindungan dan Bantuan Hukum

Drs. AGUNG TRI HANDONO, SH, M.Mok
Ketua Bidang Usaha dan Kesejahteraan

DADANG KURNIAWAN ,S.T.MM
Ketua Bidang Kerohanian,Olahraga, dan Sosial

MULYADI, SP. M.M
Ketua Bidang Usaha danKesejahteraan

ANISATUL HAMIDAH., M.Si
Ketua Bidang Perempuan dan Pengabdian

dr. YUS PRIYATNA ADRYANTO, Sp.P
Ketua Bidang Pengemdalian

Acara ditutup dengan penandatanganan berita acara pengukuhan dan doa bersama. Bupati Bondowoso mengajak seluruh ASN untuk menjadikan nilai-nilai “ASN BerAKHLAK” — berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif — sebagai pedoman utama dalam menjalankan tugas pengabdian kepada masyarakat dan negara.

 

 

1744129950993

Bondowoso Gelar Job Fair 2025 Siapkan Angkatan Muda Pekerja Tangguh Menuju “Bondowoso Berkah”

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) kembali menggelar Bondowoso Job Fair 2025 dengan tema “Angkatan Muda Pekerja Tangguh Menuju Bondowoso Berkah”. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Bondowoso, KH. Abdul Hamid Wahid, di Pendopo Kabupaten, Selasa (11/11/2025).

Dalam sambutannya, Bupati Hamid Wahid menyampaikan rasa syukur karena acara tersebut dapat terlaksana dengan lancar dan penuh semangat. Ia menegaskan bahwa pembangunan ketenagakerjaan merupakan bagian penting dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Dinas, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bondowoso tahun 2025 sebesar 2,5 persen atau sekitar 12.549 orang. Angka ini menjadi tantangan bersama untuk terus kita turunkan melalui kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat,” ujarnya.

Menurut Bupati, di tengah perkembangan teknologi dan era globalisasi, peningkatan kualitas tenaga kerja menjadi keharusan. Oleh karena itu, job fair menjadi sarana strategis dalam mempertemukan perusahaan dan pencari kerja, membangun sinergitas, serta membuka peluang kerja guna memperkuat ekonomi daerah secara berkelanjutan.

“Tahun ini, Bondowoso Job Fair mengusung tema ‘Angkatan Muda Pekerja Tangguh Menuju Bondowoso Berkah’, yang menegaskan komitmen kita menyiapkan generasi muda yang kompeten, adaptif terhadap teknologi, dan siap berperan dalam pembangunan daerah,” kata Bupati.

Ia juga memperkenalkan inovasi digital melalui aplikasi “Kerja Berkah”, yang akan mempermudah para pencari kerja melamar secara daring (online). Aplikasi ini menjadi langkah nyata pemerintah dalam mendorong transformasi digital menuju pelayanan publik yang modern dan inklusif.

“Saya berharap perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi dapat memperoleh tenaga kerja yang kompeten sesuai kebutuhan. Sementara bagi para pencari kerja, manfaatkanlah kesempatan ini sebaik mungkin untuk meraih masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala DPMPTSP Bondowoso, Hary Cahyono, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk menurunkan tingkat pengangguran sekaligus meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

“Menurut data BPS tahun 2025, jumlah usia kerja di Kabupaten Bondowoso mencapai 636.159 orang, dengan angkatan kerja sebanyak 491.623 orang, dan yang bekerja sebanyak 479.074 orang. Jumlah pengangguran menurun signifikan menjadi 12.543 orang, atau sekitar 2,5 persen, turun 1,08 persen dibanding tahun 2024,” jelasnya.

Pada Job Fair 2025 ini, sebanyak 41 perusahaan ikut berpartisipasi dengan menyediakan 1.029 lowongan pekerjaan. Hingga acara dibuka, tercatat 1.500 pencari kerja telah melakukan registrasi melalui aplikasi Kerja Berkah.

Hary menambahkan bahwa selain sistem digital, pihaknya juga tetap menyediakan layanan manual bagi masyarakat yang belum terbiasa dengan teknologi. “Dengan inovasi ini, kami berharap proses rekrutmen tenaga kerja menjadi lebih cepat, mudah, dan efisien,” ujarnya.

Acara pembukaan Bondowoso Job Fair 2025 berlangsung meriah dan dihadiri oleh unsur Forkopimda, perwakilan perusahaan, pelajar, mahasiswa, serta ratusan pencari kerja dari berbagai kecamatan di Bondowoso.

Untuk diketahui dalam Bondowoso Job Fair ada 41 Perusahaan, Jumlah kebutuhan karyawan 1.609 Orang lowongan 1.209.

1744129950993

Golkar Nilai Rotasi Kepala OPD Bondowoso Cerminkan Merit System yang Sehat

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Fraksi Partai Golkar DPRD Bondowoso memberikan apresiasi terhadap kebijakan rotasi dan mutasi pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang dilakukan oleh Bupati Bondowoso, KH. Abd Hamid Wahid.

Melalui juru bicaranya, Kukuh Raharjo, Fraksi Golkar menilai kebijakan tersebut telah berjalan sesuai prinsip merit system atau asas “the right man on the right place”.

Menurutnya, kebijakan itu mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat profesionalisme birokrasi serta meningkatkan efektivitas kinerja aparatur sipil negara (ASN).

“Langkah ini menjadi bagian penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, efisien, dan berorientasi pada pelayanan publik,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Bupati Bondowoso Abd Hamid Wahid baru-baru ini melantik sembilan kepala OPD di Pendapa Raden Bagus Asra, Kamis (6/11/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Bupati menegaskan bahwa rotasi jabatan merupakan bagian dari penyegaran organisasi sekaligus upaya memperkuat reformasi birokrasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bondowoso.

“Reformasi birokrasi bukan hanya tentang struktur dan dedikasi, tetapi juga perubahan mindset dan cultureset. ASN harus menanamkan semangat melayani, bukan dilayani,” tegas Bupati Hamid Wahid.

Kebijakan rotasi dan mutasi ini diharapkan dapat menciptakan birokrasi yang adaptif, kompeten, serta mampu menjawab tantangan pembangunan daerah secara efektif dan berintegritas.

1744129950993

Akhir Era Subsidi: Perumda Ijen Tirta Didorong Mandiri Finansial Mulai 2026

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Pemerintah Kabupaten Bondowoso memastikan tidak akan lagi memberikan suntikan dana untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada tahun 2026. Hal ini seiring dengan perubahan status PDAM menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Ijen Tirta, yang diatur dalam regulasi baru.

Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Fathur Rozi, menyampaikan hal tersebut usai Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bondowoso, Selasa (11/11/2025).

“Karena memang sudah ada perubahan regulasi yang mengaturnya. Perumda memiliki benefit tersendiri, walaupun tetap perlu ada tanggung jawab dan perbaikan dalam pengelolaan. Oleh karena itu, ke depan tidak perlu lagi ada suntikan dana dari pemerintah. Yang dibutuhkan adalah kemandirian,” jelasnya.

Fathur menambahkan, salah satu evaluasi yang akan dilakukan menyangkut penyesuaian tarif air. Saat ini, tarif per meter kubik air masih mengacu pada Peraturan Bupati tahun 2013 sebesar Rp125. Padahal, jika mengikuti perkembangan dan hitungan terbaru, seharusnya mencapai sekitar Rp11.000 per meter kubik.

“Ini akan kita perbaiki ke depan agar lebih realistis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Fathur menegaskan bahwa perubahan dari Perusda menjadi Perumda bukan hanya soal bentuk kelembagaan, melainkan juga semangat baru dalam pengelolaan air bersih di Bondowoso.

“Semangatnya bukan hanya mengejar profit, tapi juga menjaga agar layanan air tetap bernilai dan tidak merugikan masyarakat. Orientasinya tetap pada pelayanan publik, namun dengan pengelolaan yang lebih profesional dan mandiri,” tandasnya.

Dengan perubahan tersebut, Pemkab berharap Perumda Ijen Tirta mampu mengembangkan usaha secara sehat dan efisien, tanpa mengabaikan fungsi sosialnya sebagai penyedia layanan air bersih bagi masyarakat Bondowoso.

1744129950993

Fraksi Demokrat PKS Dorong Kemandirian Fiskal dan Transparansi Pengelolaan Air Bersih di Bondowoso

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Fraksi Demokrat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kabupaten Bondowoso menyampaikan pandangan umum terhadap dua rancangan peraturan daerah (Raperda), yakni Raperda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2026 serta Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Ijen Tirta. Pandangan ini disampaikan oleh juru bicara Fraksi, Fery Firmansyah, dalam rapat paripurna DPRD Bondowoso, Selasa (11/11/2025).

Fraksi Demokrat PKS mengawali dengan refleksi Hari Pahlawan 10 November, yang dinilai sebagai momentum meneguhkan integritas dan dedikasi dalam pengambilan kebijakan publik. “Keberanian masa kini diwujudkan melalui keteguhan dan integritas dalam setiap keputusan yang lahir dari lembaga ini,” ujar Ketut Kartiko sebagai juru bicara .

Fraksi juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Bondowoso atas berbagai capaian, termasuk diraihnya predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) Tingkat Nindya.

Soroti Tantangan Fiskal dan Penurunan Pendapatan Daerah

Dalam pembahasan Raperda APBD 2026, Fraksi Demokrat PKS mencermati bahwa pendapatan daerah tahun 2026 ditargetkan sebesar Rp1,871 triliun, atau menurun sekitar Rp150,93 miliar dibandingkan APBD 2025. Penurunan ini dianggap sebagai tantangan serius bagi kapasitas fiskal daerah.

Fraksi mendorong pemerintah daerah melakukan langkah inovatif untuk memperkuat basis pendapatan melalui pengembangan ekonomi kreatif, sektor wisata, serta kemitraan publik-swasta yang sehat. “Pendapatan daerah harus tumbuh seiring dengan kesejahteraan rakyat, bukan hanya untuk menutup defisit,” tegasnya.

Terkait Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang naik 9 persen menjadi Rp327,27 miliar, Fraksi memberikan apresiasi, namun menegaskan bahwa kenaikan tersebut harus berasal dari produktivitas ekonomi masyarakat, bukan semata revisi administratif.

Fraksi juga menyoroti penurunan pendapatan transfer dari pemerintah pusat yang turun Rp184 miliar, menegaskan perlunya upaya memperkuat kemandirian fiskal daerah agar program prioritas tidak terhambat.

Minta Efisiensi Tidak Ganggu Pelayanan Publik

Dalam sisi belanja, Fraksi Demokrat PKS mencatat penurunan total belanja daerah menjadi Rp1,880 triliun dari Rp2,162 triliun pada tahun sebelumnya. Kebijakan penghematan ini diakui perlu dilakukan, namun tidak boleh mengorbankan pelayanan dasar masyarakat.

“Efisiensi belanja harus tetap menjamin kualitas pelayanan publik, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan,” ujarnya

Fraksi juga meminta penjelasan pemerintah terkait penurunan signifikan belanja modal sebesar 33,6 persen, yang dinilai dapat memperlambat pembangunan fisik dan berdampak pada daya serap tenaga kerja.

Selain itu, Fraksi menyoroti turunnya alokasi Belanja Tak Terduga (BTT) dari Rp4,3 miliar menjadi Rp4 miliar, mengingat potensi bencana alam dan dinamika sosial ekonomi yang tinggi di Bondowoso.

Dorong Transparansi Beasiswa dan Bantuan Sosial

Fraksi Demokrat PKS juga menyoroti sejumlah isu strategis, antara lain:

Program Beasiswa 2026 yang harus dilanjutkan dengan tata kelola transparan dan tepat sasaran.

Bantuan Sosial Masjid dan Musala yang masih terkendala administrasi, diharapkan disederhanakan melalui pendampingan oleh pemerintah daerah.

Prioritas Program DPMD, agar anggaran difokuskan pada kegiatan yang benar-benar menyentuh pemberdayaan masyarakat desa.

Efisiensi Biaya Haji, dengan mengalihkan sebagian anggaran ke sektor prioritas seperti pendidikan dan ekonomi rakyat.

Terkait kesejahteraan aparatur, Fraksi juga menekankan pentingnya keadilan dalam Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) serta perhatian terhadap tenaga honorer dan pegawai non-ASN paruh waktu, termasuk perlunya dasar hukum dan pendataan ulang yang akurat.

Dukung Transformasi PDAM Menjadi Perumda Ijen Tirta

Dalam pembahasan Raperda kedua, Fraksi Demokrat PKS menyatakan dukungan terhadap pembentukan Perumda Air Minum Ijen Tirta sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan PP Nomor 54 Tahun 2017. Namun, Fraksi menekankan agar perubahan dari PDAM ke Perumda tidak hanya bersifat administratif, tetapi benar-benar membawa transformasi kelembagaan.

“Pelayanan air bersih adalah hak dasar warga dan kewajiban konstitusional pemerintah daerah. Transformasi ini harus memastikan keadilan pelayanan dan efisiensi pengelolaan,” tegasnya

Fraksi menilai perlunya kejelasan dalam mekanisme transisi aset, status pegawai, serta sistem akuntansi keuangan agar tidak terjadi kekosongan hukum. Selain itu, Fraksi mendorong pemerintah menyusun analisis kelayakan finansial, menetapkan tarif berkeadilan, serta memperkuat tata kelola perusahaan melalui uji kelayakan direksi dan audit independen.

Dalam aspek lingkungan, Fraksi Demokrat PKS mengingatkan pentingnya konservasi sumber air baku, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah sebagai bagian integral dari kebijakan Perumda.

Rekomendasi Fraksi Demokrat PKS

Dalam penutup pandangannya, Fraksi Demokrat PKS menyampaikan enam rekomendasi utama:

1. Melengkapi naskah akademik dengan data empiris kondisi PDAM.

2. Menyusun analisis kelayakan finansial dan sosial secara komprehensif.

3. Membangun sistem pengawasan internal dan eksternal yang transparan.

4. Menyusun roadmap pengembangan Perumda lima tahun ke depan.

5. Menetapkan kebijakan tarif berkeadilan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

6. Mengintegrasikan prinsip lingkungan dan sosial dalam setiap kebijakan operasional.

Fraksi juga meminta penjelasan pemerintah terkait audit aset PDAM sebelum transformasi, mekanisme subsidi bagi masyarakat miskin, serta strategi menjaga ketersediaan sumber air baku di tengah ancaman perubahan iklim.

“Rancangan APBD 2026 harus menjadi instrumen untuk menghadirkan keadilan, keberlanjutan, dan kesejahteraan rakyat. Setiap rupiah harus berpihak pada pelayanan dasar dan pemberdayaan ekonomi umat,” pungkasnya.

 

1744129950993

Fraksi Gerindra Soroti Kondisi Fiskal dan Prioritas Pembangunan Daerah dalam APBD 2026

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD Kabupaten Bondowoso menyampaikan pandangan umum terhadap dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), yakni Raperda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bondowoso Tahun Anggaran 2026 serta Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Ijen Tirta. Pandangan tersebut dibacakan oleh juru bicara Fraksi Gerindra, Abd. Majid, S.Pd, dalam rapat paripurna DPRD, Selasa (11/11/2025).

Fokus pada Visi Pembangunan dan Kualitas Layanan Dasar

Fraksi Gerindra menyoroti pentingnya sinkronisasi Raperda dengan visi RPJMD Kabupaten Bondowoso 2025–2029, yakni “Mewujudkan Bondowoso tangguh, unggul, berdaya saing global, dan berbudaya dalam bingkai keimanan serta ketakwaan.”
Visi tersebut didukung lima misi utama, di antaranya peningkatan ekonomi inklusif, pelayanan publik yang berkeadilan, pembangunan SDM berkualitas, penguatan infrastruktur berbasis kebutuhan masyarakat, serta pelestarian lingkungan dan kebudayaan lokal.

Abd. Majid menegaskan, pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) di bidang pendidikan, kesehatan, serta pekerjaan umum dan penataan ruang harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Ia menyoroti masih terbatasnya sarana air bersih dan penanganan rumah tidak layak huni bagi masyarakat kurang mampu.

Selain itu, Gerindra meminta pemerintah daerah segera menyiapkan rencana pembangunan pascabencana untuk wilayah terdampak seperti Wonoboyo, dataran tinggi Argopuro, dan beberapa desa di Kecamatan Wonosari yang hingga kini belum memiliki alokasi anggaran rehabilitasi.

Sorotan terhadap Kondisi Keuangan Daerah

Dalam pandangannya, Fraksi Gerindra menekankan pentingnya tata kelola keuangan daerah yang transparan dan akuntabel sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019.

Dari sisi kapasitas fiskal, Bondowoso masih tergolong daerah dengan indeks fiskal rendah. Data menunjukkan, indeks kapasitas fiskal daerah sejak 2020 hingga 2024 berada di kisaran 0,9 hingga 1,03, yang dikategorikan rendah.

Pendapatan daerah tahun 2026 diproyeksikan sebesar Rp 2,09 triliun, dengan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp 313,8 miliar dan dana transfer pusat mencapai Rp 1,73 triliun. Sementara itu, total belanja daerah diperkirakan mencapai Rp 1,88 triliun, sehingga terjadi defisit sebesar Rp 9,84 miliar.

Fraksi Gerindra meminta agar penyusunan APBD dilakukan secara rasional dan terukur agar selaras dengan target pembangunan serta prioritas daerah.

Evaluasi Program dan Belanja Daerah

Abd. Majid juga menyoroti ketidakseimbangan antara pagu indikatif dan kebutuhan riil beberapa OPD. Misalnya, pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), pagu indikatif mencapai Rp14 miliar, namun yang direncanakan hanya Rp6,7 miliar. Kondisi ini dinilai berpotensi menurunkan kualitas pembinaan dan pengawasan pembangunan di desa.

Fraksi Gerindra juga meminta pemerintah mengevaluasi program kesejahteraan rakyat, termasuk insentif guru ngaji dan bantuan hibah untuk lembaga tertentu. Verifikasi dan validasi data penerima bantuan disebut sangat penting agar program tepat sasaran.

Perhatian terhadap Perumda Ijen Tirta

Terkait Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Ijen Tirta, Fraksi Gerindra menekankan pentingnya penyelesaian legalitas aset perusahaan agar tidak menghambat operasional. Pemerintah daerah juga diminta segera melunasi subsidi yang belum dibayarkan serta menertibkan regulasi pemanfaatan air bawah tanah agar sesuai ketentuan hukum.

Gerindra berharap laporan keuangan PDAM dapat disajikan secara transparan dan akuntabel, termasuk neraca serta laporan rugi laba.

Permintaan Tindak Lanjut

Fraksi Gerindra turut menyoroti anggaran pelayanan administrasi kependudukan (Adminduk) yang dinilai belum mencukupi hingga akhir tahun anggaran 2026. Hal ini berpotensi menghambat pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah juga diminta memperhatikan kelayakan fasilitas kantor agar pelayanan publik berbasis sistem digital dapat berjalan optimal.

Selain itu, Gerindra meminta klarifikasi terkait belum adanya rencana anggaran untuk gaji dan tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kategori R2 dan R3 pada RAPBD 2026.

Mengakhiri pandangannya, Abd. Majid menyampaikan harapan agar seluruh masukan dan pertanyaan Fraksi Gerindra mendapat tanggapan yang jelas serta didukung data yang akurat.

“Kami berharap pandangan ini menjadi bagian dari tanggung jawab bersama dalam membangun Bondowoso yang lebih maju dan sejahtera,” ujarnya menutup penyampaian.

 

1744129950993

Fraksi PDI Perjuangan Tegaskan Sikap terhadap Medco Power dan Ijen Geopark

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) DPRD Kabupaten Bondowoso menyampaikan pandangan umumnya terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2026 serta Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Ijen Tirta. Pandangan umum tersebut dibacakan oleh juru bicara fraksi, Andi Hermanto, dalam Rapat Paripurna DPRD Bondowoso, Senin (11/11/2025).

Dalam kesempatan itu, Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan apresiasi atas pembukaan Museum Terbuka Megalitik Bondowoso, yang diharapkan mampu menjadi sarana edukasi, wisata, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat serta dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Fraksi PDI Perjuangan juga mengucapkan selamat memperingati Hari Pahlawan 2025, dengan semangat terus menginspirasi dan memberi makna bagi bangsa.

Dorong Efisiensi dan Kemandirian Fiskal

Melalui pandangan umumnya, Fraksi PDI Perjuangan menyoroti pentingnya Pemerintah Daerah untuk lebih proaktif dan agresif dalam mencari peluang anggaran di kementerian maupun lembaga pemerintah pusat, di tengah kondisi fiskal yang menurun akibat berkurangnya dana transfer daerah.

Selain itu, fraksi juga menyoroti sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dengan harapan adanya peningkatan pendapatan pada tahun 2026. Fraksi juga memberikan apresiasi kepada Perum Perhutani KPH Bondowoso yang telah berkomitmen memberikan sebagian hasil usaha atas pengelolaan hutan rakyat dengan luas sekitar 50.000 hektar, serta meminta pemerintah daerah segera menindaklanjutinya.

Fraksi PDI Perjuangan turut menyoroti potensi PAD dari pemanfaatan lahan sempadan sungai, bahu jalan, dan resi gudang, serta meminta penjelasan terkait pendapatan dari jasa giro sebesar Rp1 miliar dan bunga bank sebesar Rp5 miliar dalam rancangan anggaran.

Soroti Pengelolaan Anggaran dan Data Sosial

Fraksi juga menyoroti kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) agar lebih proporsional dalam pengelolaan anggaran. DPMD diminta memperhatikan efisiensi dan mengutamakan pembinaan, pengawasan, serta monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan ADD dan DD.

Selain itu, fraksi menanyakan kevalidan data guru ngaji se-Kabupaten Bondowoso yang direncanakan menerima anggaran pada tahun 2026. Mereka juga menyoroti keterbatasan anggaran pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) yang dinilai hanya mampu mencukupi kebutuhan hingga triwulan pertama tahun anggaran.

Tekankan Pengentasan Kemiskinan dan Implementasi Perda

Menyoroti kemiskinan ekstrem di Bondowoso yang masih tinggi, Fraksi PDI Perjuangan menegaskan perlunya sinergi lintas perangkat daerah. Berdasarkan data DTKS 2025, tercatat 75.319 jiwa masuk kategori miskin ekstrem, dengan lima kecamatan tertinggi yakni Tlogosari, Tamanan, Grujugan, Cermee, dan Maesan.

“Pengentasan kemiskinan ekstrem adalah kewajiban kita bersama, dan prestise sebuah daerah ditentukan oleh komitmennya terhadap pembangunan,” tegas Andi Hermanto.

Fraksi juga menyoroti Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Pengembangan Klaster Kopi Bondowoso, agar segera diimplementasikan secara optimal untuk memperkuat branding “Kopi Bondowoso” di tingkat nasional dan internasional.

Tegaskan Sikap terhadap Medco Power dan Ijen Geopark

Dalam pandangan umumnya, Fraksi PDI Perjuangan menyampaikan protes keras kepada PT Medco Power Indonesia yang mengelola PLTP Blawan-Ijen. Pasalnya, meskipun proyek tersebut berstatus strategis nasional, kawasan hunian karyawan lebih banyak berada di Kabupaten Banyuwangi, sehingga Bondowoso belum mendapatkan manfaat ekonomi yang signifikan.

Fraksi juga menyoroti minimnya kemajuan Ijen Geopark meski telah menyandang status UNESCO Global Geopark (UGG). Mereka menilai hingga kini belum ada situs geopark yang berstandar nasional maupun internasional, serta keterlibatan masyarakat yang masih minim.

Dorong Optimalisasi Perumda dan Wisata Hiburan

Terkait perubahan status PDAM Ijen Tirta menjadi Perumda, fraksi berharap perusahaan tersebut dapat menyumbang sebagian laba ke PAD setelah Perda disahkan, mengingat saat ini kontribusinya masih terbatas.

Selain itu, Fraksi PDI Perjuangan mendorong Pemerintah Daerah segera menetapkan regulasi terhadap wisata hiburan yang semakin marak di Bondowoso, agar dapat menjadi sumber PAD baru yang legal dan terarah.

Mengakhiri pandangannya, Fraksi PDI Perjuangan menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan pembangunan daerah secara berkelanjutan.

 

1744129950993

Fraksi Golkar Dukung Penuh Pemkab Merealisasikan Visi “Bondowoso Berkah” dan Soroti Beberapa Aspek Strategis

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) DPRD Kabupaten Bondowoso melalui juru bicaranya, H. Kukuh Raharjo, menyampaikan pandangan umum terhadap dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), yaitu Raperda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2026 dan Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Ijen Tirta, dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bondowoso, Senin (10/11/2025).

Dalam penyampaiannya, Kukuh Raharjo mengawali dengan ucapan syukur serta penghormatan kepada para tokoh bangsa yang baru dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto, yakni KH. Syaikhona Kholil Bangkalan, Presiden Soeharto, dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

“Kontribusi ketiga tokoh bangsa tersebut telah menjadi warisan berharga bagi generasi penerus. Fraksi Golkar mengucapkan terima kasih kepada Presiden atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional tersebut. Selamat Hari Pahlawan,” ujar Kukuh.

APBD 2026, Momentum Merealisasikan Visi “Bondowoso Berkah”

Fraksi Golkar menilai pembahasan Raperda APBD Tahun Anggaran 2026 merupakan momentum penting dalam mewujudkan visi-misi Bondowoso BERKAH (Berkualitas, Akseleratif, dan Holistik). Menurut Kukuh, APBD tidak hanya sekadar dokumen anggaran, tetapi juga merupakan instrumen kebijakan publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat pelayanan publik, serta mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik.

Ia mengapresiasi capaian Pemerintah Kabupaten Bondowoso di bawah kepemimpinan Bupati KH. Abdul Hamid Wahid dan Wakil Bupati Lora As’ad Yahya Syafii yang dinilai mampu menjalankan program prioritas meski dihadapkan pada keterbatasan waktu dan fiskal.

“Fraksi Golkar 1.000 persen mendukung langkah strategis dan taktis yang telah dijalankan pemerintah daerah. Kami yakin visi Bondowoso Berkah akan membawa kemaslahatan bagi umat dan kejayaan rakyat di masa depan,” tegasnya.

Soroti Beberapa Aspek Strategis

Dalam pemandangan umumnya, Fraksi Golkar menyampaikan sejumlah pandangan dan rekomendasi, antara lain:

1. Apresiasi Penataan Birokrasi
Fraksi Golkar mengapresiasi kebijakan rotasi dan mutasi pimpinan OPD yang dinilai sudah berdasarkan merit system atau prinsip “the right man on the right place”. Kebijakan ini dianggap memperkuat profesionalisme birokrasi dan efektivitas kinerja aparatur.

2. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah daerah diminta melakukan review terhadap seluruh sumber PAD, mempercepat digitalisasi sistem pajak dan retribusi, serta mengoptimalkan aset daerah agar lebih produktif.

3. Fokus pada Program Prioritas 2026 Fraksi Golkar mendorong agar alokasi APBD 2026 benar-benar difokuskan pada program yang berdampak langsung bagi masyarakat. Sinkronisasi antar-OPD dan keseimbangan antara pembangunan fisik dan nonfisik dinilai sangat penting agar hasil pembangunan lebih terasa.

4. Apresiasi Program RANTAS (Infrastruktur Tuntas)
Program ini disebut berhasil memperkuat konektivitas antarwilayah dan membuka akses ekonomi pedesaan. Fraksi Golkar juga menyampaikan apresiasi kepada anggota DPRD yang telah menyalurkan sekitar 80% pokok-pokok pikirannya untuk mendukung program ini.

5. Dukungan terhadap Kerja Sama Regional Aglomerasi Tapal Kuda
Golkar menilai kerja sama antara Bondowoso, Jember, dan Situbondo merupakan langkah strategis dalam penguatan ekonomi kawasan. Fraksi mendorong agar kerja sama ini segera ditindaklanjuti dengan rencana aksi bersama yang konkret.

6. Antisipasi Pemangkasan Dana Transfer ke Daerah (TKD)
Menyikapi kebijakan nasional yang memangkas TKD hingga Rp200 triliun, Fraksi Golkar meminta pemerintah daerah menyiapkan strategi antisipatif, seperti diversifikasi pendapatan, efisiensi belanja, dan kemitraan dengan sektor swasta agar stabilitas fiskal daerah tetap terjaga.

7. Dukungan terhadap Reaktivasi Jalur Kereta Api Jember–Bondowoso–Panarukan
Fraksi Golkar mendukung penuh upaya reaktivasi jalur kereta tersebut yang dinilai dapat memperkuat konektivitas ekonomi dan pariwisata di kawasan Tapal Kuda.

Sorotan terhadap Raperda Perumda Ijen Tirta

Terkait Raperda tentang Perumda Ijen Tirta, Fraksi Golkar menilai perubahan status PDAM menjadi Perumda harus dijadikan momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan tata kelola perusahaan daerah tersebut.

“Revitalisasi Ijen Tirta harus menyentuh aspek manajerial, efisiensi operasional, dan inovasi layanan berbasis teknologi digital. Tujuannya bukan sekadar meningkatkan laba, tetapi juga memperluas akses air bersih yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat,” ungkap Kukuh.

Fraksi Golkar berharap, transformasi ini akan menjadikan Ijen Tirta lebih berdaya saing, transparan, dan berkontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

Komitmen Golkar Mengawal APBD 2026

Di akhir penyampaiannya, Fraksi Golkar menegaskan komitmennya untuk mengawal pembahasan hingga pengesahan APBD 2026 agar menjadi instrumen pembangunan yang adil, transparan, dan berpihak kepada rakyat kecil.

“Kami akan memperjuangkan agar Bondowoso memperoleh tambahan fiskal dari pemerintah pusat melalui jaringan politik Partai Golkar di tingkat regional dan nasional,” tutup Kukuh.

Diharapkan agar pelaksanaan APBD 2026 dapat berorientasi pada hasil (result oriented budgeting) dan menjadi langkah awal bersama dalam memajukan Bondowoso menuju kesejahteraan yang berkelanjutan.

1744129950993

Fraksi PPP Dorong Optimalisasi PAD dan Profesionalisme Pengelolaan Perumda Ijen Tirta

IMG-20250408-WA0090

Bondowoso – Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (F-PPP) DPRD Kabupaten Bondowoso menyampaikan pandangan umumnya terhadap dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) penting, yakni Raperda tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2026 dan Raperda tentang Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Ijen Tirta.

Pandangan umum tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Fraksi PPP, Ahmadi, dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Bondowoso, Sabtu (8/11/2025).

Dalam kesempatan itu, Fraksi PPP terlebih dahulu menyampaikan apresiasi atas penyampaian nota penjelasan Bupati Bondowoso terkait dua raperda tersebut. Menurut Fraksi PPP, pembahasan keduanya sangat menentukan arah kebijakan fiskal dan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Bondowoso.

“Penetapan kedua raperda ini bukan sekadar rutinitas, tetapi menentukan kesejahteraan rakyat Bondowoso,” ujar Ahmadi .

Soroti Target PAD dan Kemandirian Fiskal Daerah

Fraksi PPP menyetujui Raperda tentang APBD Tahun Anggaran 2026 untuk ditetapkan, namun memberikan sejumlah catatan dan saran konstruktif.

Salah satu sorotan utama adalah terkait optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditargetkan sebesar Rp300,22 miliar. Fraksi PPP menilai, target tersebut perlu disertai inovasi dan strategi konkret dalam menggali potensi daerah, terutama karena adanya pengurangan Dana Transfer ke Daerah (TKD) oleh pemerintah pusat.

“Kemandirian fiskal melalui PAD harus terus ditingkatkan, bukan sekadar bertahan seperti tahun sebelumnya,” tegas Ahmadi.

Fraksi PPP juga menyoroti perbedaan angka target PAD yang disampaikan dalam nota penjelasan Bupati dengan hasil kesepakatan Badan Anggaran (Banggar), yakni sebesar Rp327 miliar. Menurut Fraksi PPP, hal ini perlu penjelasan agar perencanaan pembangunan tidak kehilangan ruang inovasi.

Selain itu, Fraksi PPP meminta agar penyusunan dan pembahasan dokumen anggaran dilakukan lebih awal dan tidak terburu-buru, demi menjaga kualitas perencanaan pembangunan daerah.

Dorong Efektivitas Belanja dan Program Prioritas

Dalam aspek belanja daerah, Fraksi PPP menilai alokasi belanja wajib, mandatory, dan belanja prioritas harus dilakukan secara produktif, efektif, dan efisien. Dari total belanja sebesar Rp1,47 triliun, belanja pegawai mencapai Rp910 miliar, sementara belanja modal dialokasikan Rp113,77 miliar.

“Belanja modal harus benar-benar difokuskan pada program prioritas yang mendukung tema pembangunan ‘Penguatan Ekonomi Lokal Berbasis Inovasi dan Kemandirian’,” terang Ahmadi.

Fraksi PPP juga meminta agar penggunaan anggaran, khususnya belanja modal, berpihak pada pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jaringan, dan irigasi yang berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

Perumda Ijen Tirta Harus Profesional dan Berpihak pada Masyarakat

Dalam pembahasan Raperda tentang Perumda Air Minum Ijen Tirta, Fraksi PPP menegaskan bahwa air merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Perubahan status menjadi Perumda harus diiringi dengan peningkatan kinerja dan perluasan cakupan layanan, bukan hanya fokus pada wilayah perkotaan yang menguntungkan,” jelas Ahmadi.

Fraksi PPP memberikan sejumlah catatan penting, antara lain:

1. Peningkatan cakupan layanan air bersih di daerah pinggiran dan dataran tinggi.

2. Penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) agar Perumda dikelola secara profesional dan bebas dari intervensi politik.

3. Penetapan tarif air yang mempertimbangkan daya beli masyarakat kecil dengan mekanisme subsidi silang.

4. Transparansi dalam pengangkatan direksi dan dewan pengawas.

5. Efisiensi jumlah pegawai agar tidak melebihi 40% dari pendapatan perusahaan.

6. Evaluasi kinerja berkala melalui indikator Key Performance Indicators (KPI) yang berfokus pada kualitas, kuantitas, dan kontinuitas suplai air.

Fraksi PPP juga mendorong Pemerintah Daerah untuk segera melakukan open bidding dalam pengisian jabatan Dewan Pengawas Perumda guna menjamin profesionalitas dan akuntabilitas manajemen.

Kritik Terhadap Pemangkasan Pokir Dewan

Dalam bagian akhir pandangannya, Fraksi PPP menyoroti terbatasnya ruang legislatif dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat akibat pemangkasan pokok-pokok pikiran (pokir) dewan.

Menurut Ahmadi, kondisi tersebut mengerdilkan fungsi representatif DPRD sebagai penyalur aspirasi rakyat.

“Reses tetap berjalan, tapi tanpa daya dorong program yang nyata. Ini menggerus makna representasi rakyat dalam demokrasi lokal,” ujarnya.

Fraksi PPP menyerukan agar keseimbangan antara eksekutif dan legislatif dijaga melalui musyawarah dan tata kelola pemerintahan yang adil, sebagaimana prinsip syura dalam Al-Qur’an.

“Sudah saatnya fungsi legislatif dikembalikan pada marwah sejatinya, sebagai penyambung lidah rakyat dan pengimbang kekuasaan eksekutif,” tegasnya.

Komitmen Membangun Bondowoso Berkah

Fraksi PPP menutup pandangan umumnya dengan ajakan untuk memperkuat kebersamaan dalam membangun Bondowoso yang lebih mandiri, inovatif, dan sejahtera meski di tengah keterbatasan fiskal.

“Dengan semangat kebersamaan, Fraksi PPP siap bekerja sama dalam pembahasan raperda ini demi mewujudkan Bondowoso Berkah yang Mandiri dan Sejahtera,” pungkas Ahmadi.

1744129950993
0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Recent Posts

error: Content is protected !! silahkan di menghubungi admin jika ingin copy conten ini ... terima kasih